The Chemistry of Love

Tulisan ini merupakan comment saya di salah satu blog yang kebetulan empunya merupakan ahli Fisika. Dan saya tulis lagi di sini, sebagai my compliment for her, for I'd become a truly real person in her life, as her wishes.
Sebagaimana halnya katalis dalam termodinamika, maka seperti itulah perumpamaan mawar dalam cinta. Keindahan berduri yang kadang menusuk dan menggoreskan luka. Karena itulah, cabang ilmu alam ini begitu dekat dengan kehidupan kita seharihari. Chemistry, kimia, cinta, chemistry of love.
Kimia cinta. Sejenis percampuran spiritual antara dua hati yang
berbeda dan terpisah bahkan oleh ruang dan waktu. Dan disini pulalah
Paulo Coelho mempersembahkan Alchemist, sebuah kisah pencarian jati
diri sekaligus pasangan jiwa. Dua hal yang saling bertautan. Sebab
manakala kita menemukan kesejatian diri kita, maka di sanalah muncul
penegasan akan pasangannya, begitu pula sebaliknya. Pasangan jiwa
selalu merupakan katalis bagi pencarian jati diri.
Well, lalu kenapa mawar? Sebab penyatuan itu membutuhkan sublimasi
dan percampuran kimiawi yang sampai batasbatas tertentu benarbenar
menyakitkan. Seperti perunggu yang merupakan hasil dari percampuran
antara timah dan tembaga, ada banyak unsur yang harus dibuang dalam
proses pembuatannya. Belum lagi tempaan panas api dan godam pengrajin
perunggu. Hasilnya, sebuah karya yang begitu indah dan menawan.
Sayangnya, emas lebih sejati daripada perunggu, dan para alchemist
menjadi sangat tergilagila untuk membuat emas dari unsurunsur yang
berbeda. Maka munculah mitos philosopher’s stone, batu filsuf, sebuah
batu yang dapat merubah besi menjadi emas. Sayangnya pula mereka gagal.
Apa yang mereka sebut sebagai emas tak lain hanyalah sebuah imitasi
belaka. Emas tetaplah emas, ia tidak dapat direkayasa. Sama seperti
cinta sejati yang juga tidak dapat direkayasa. Sekeras apapun kita
mencoba, hasilnya akan selalu menjadi perunggu, bukan emas.
Lalu, apa sebenarnya yang kita miliki. Perunggu ataukah emas?
Yah, semuanya mengisyaratkan sebuah gerak balik. Saat kita menginginkan sesuatu kita akan bekerja sekuat tenaga untuk meraihnya. Namun, sekeras apapun usaha yang kita lakukan, semuanya telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa. Masalahnya, kita tidak akan pernah tahu hasil tersebut sebelum kita mencoba. Begitulah Tuhan bekerja, circular!
I'd tell her the truth, because of I am the man.
Ya ALLAH jadikan pemilik blog ini manusia manusia pilihanMU yang berkeyakinan bahwa bumiMU yang terhampar luas adalah masjid baginya, kantornya adalah musholahnya, meja kerjanya adalah sajadah,
BalasHapusKemudian fungsikan setiap tatapan matanya penuh rahmat dan kasih sayang sebagai refleksi dari penglihatanMU, jadikan pikirannya husnuzhan, tarikan napasnya tasbih, gerak hatinya sebagai doa, bicaranya bernilai dakwah, diamnya full zikir, gerak tangannya berbuat sedekah, langkah kakinya jihad fi sabillillah.
Selamat hari raya IDUL ADHA …
RINDU a.k.a ADE
@ Rindu a.k.a Ade, Terima kasih atas doamu, @_@.
BalasHapus@ Sonny, still the book open. so, tunggu saja kejutankejutannya disetiap patahan dan persimpangan. Saya juga penasaran kemana akhir dari kisah ini. (Petualang mode: on)
@ Lala, Mungkin seperti di Bling of My Life, :) Gak sangka, blog saya dikunjungi bloger terkenal nih. Thank for visit.
For all, Happy Idul Adha!
Selamat Idul Adha
BalasHapusKejar terus kejar terus kejar terus....kalau dari sinyal kan sudah tuh
BalasHapusAct act act..the difference between a dreamer and a real philosopher is...timing and action
BalasHapus