Warna
Kuning dan ceria
senyum dan bahagia
aku berpikir tentang keduanya
ceria dan bahagia.
Dalam bingkai mungil
dari balik sudut 45'
warna adalah kata
mimik adalah pesan
goresan tanah,
ranting dan dedaunan
yang jatuh terserak,
atau rengekan kera
hanyalah konteks yang menguap
pergi tak berduka
meninggalkan raut halus
yang semakin lama semakin nyata
sedang wajah itu,
dan senyum yang mengiringinya
melekat kuat dalam ingatan
sebagaimana kuning dan bahagia
Hati siapa yang kau tutupi.
Dalam kerapuhan nan retak
reruntuhan harapan
yang kau bangun lalu hancur?
Jelaga yang tergores dalam
yang masih bisa kau lihat jejaknya
bahkan setelah ribuan polesan
senyuman dan senyuman
Bisakah jarak ribuan mil
yang berkisah tentang birunya laut
pasir putih di pantai
aroma hutan dan pesisir
mengoles luka itu
dengan warna-warni baru
yang bukan kuning yang bukan putih
warna lain yang belum ada padamu
yang berkata tentang
keindahan, senyuman
kebahagiaan
dan kejujuran
yang membangun kembali batu bata jiwa
mengairi lagi ladang-ladang harapan
tunas baru nan hijau
dedaunan mungil yang siap berfotosintesis
dan desahan angin
yang tidak ribut, lagi tenang
menemaninya tanpa lelah
menghela tanpa perdaya
hijau di sini
tumbuh bersama klorofil
mensintesis kuning menjadi putih
melahirkan manis
Aku masih melihat wajah itu
yang terpampang jelas
di depan wajahku
ia tersenyum
bahagia.
senyum dan bahagia
aku berpikir tentang keduanya
ceria dan bahagia.
Dalam bingkai mungil
dari balik sudut 45'
warna adalah kata
mimik adalah pesan
goresan tanah,
ranting dan dedaunan
yang jatuh terserak,
atau rengekan kera
hanyalah konteks yang menguap
pergi tak berduka
meninggalkan raut halus
yang semakin lama semakin nyata
sedang wajah itu,
dan senyum yang mengiringinya
melekat kuat dalam ingatan
sebagaimana kuning dan bahagia
Hati siapa yang kau tutupi.
Dalam kerapuhan nan retak
reruntuhan harapan
yang kau bangun lalu hancur?
Jelaga yang tergores dalam
yang masih bisa kau lihat jejaknya
bahkan setelah ribuan polesan
senyuman dan senyuman
Bisakah jarak ribuan mil
Baca Juga
pasir putih di pantai
aroma hutan dan pesisir
mengoles luka itu
dengan warna-warni baru
yang bukan kuning yang bukan putih
warna lain yang belum ada padamu
yang berkata tentang
keindahan, senyuman
kebahagiaan
dan kejujuran
yang membangun kembali batu bata jiwa
mengairi lagi ladang-ladang harapan
tunas baru nan hijau
dedaunan mungil yang siap berfotosintesis
dan desahan angin
yang tidak ribut, lagi tenang
menemaninya tanpa lelah
menghela tanpa perdaya
hijau di sini
tumbuh bersama klorofil
mensintesis kuning menjadi putih
melahirkan manis
Aku masih melihat wajah itu
yang terpampang jelas
di depan wajahku
ia tersenyum
bahagia.
Posting Komentar untuk "Warna"