Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Reminisance

Lagi kena demam nih. Setelah terkena series of unfortunate event kemarin, rasanya betah sekali tinggal di atas kasur. Bagaimana tidak, baru satukilometer keluar rumah langsung diguyur hujan yang ampuun deras sekali, sampai basah kuyup. Padahal saat berangkat sudah diwantiwanti sama ibu untuk menggunakan setelah jas hujan lengkap. Tapi dasar bandel, saya hanya memakai bagian atasnya saja, jadilah pagi menjelang siang hari itu celana kerja basah semua. Untung juga dapat tempat berteduh, meski harus meringkuk menggigil karena siraman air yang begitu lebat disertai angin kencang. Tiga puluh menit lebih, dan air sudah meninggi semata kaki. Saat reda, kini giliran apes berikutnya datang. Plung, kunci motor jatuh ke kubangan air. Panik juga saya rupanya. dan dengan bertelanjang kaki mulailah mencaricari area sekitar motor parkir. Tidak ketemu! Cari sekali lagi dan gagal. Saat sudah pasrah dan hendak pulang mengambil kunci cadangan, untung saja diberitahu sama seseorang agar mencari disekitar sisi kiri badan motor, dan ketemu. Huh..

Kenapa juga saya bilang untung, dan sudah berterimakasih berkalikali kepada bapakbapak tadi karena menunjukkan letak kunci motor saya. Untung, karena masih ada yang berbaik hati menolong. Kalau tidak punya niatan baik, bagaimana mungkin mau memberi tahu. Paling saat saya pulang ke rumah, diamdiam ia ambil kunci tadi dan menggondol motor saya tanpa ada yang mengetahui. Bisa saja bukan. Sudah banyak kejadian seperti itu, dan meskipun motor saya ini dilindungi asuransi, tetap saja urusan kehilangan di Jakarta adalah persoalan yang rumit. Jadi ingat motor teman saya yang hilang hampir setahun yang lalu. Lebih dari enam bulan ia mengurus semuanya, mulai dari surat kehilangan di Polda sampai urusan berkasberkas ke dailer, sangat berbelitbelit. Untungnya juga ia mendapatkan motor pengganti yang baru dari kantor. He.. untung juga ketemu dan akhirnya bisa berangkat kerja dengan tenang.

Tapi jalan setelah hujan lebat macam ini sungguh becek sekali. Genangan air di manamana, bahkan di daerah Pondok Kopi dekat proyek Banjir Kanal Timur, ruas jalannya banjir hampir tigaratus meter lebih. Jadilah sepatu saya basah. Bukan apaapa, tapi yang ada di dalamnya yang masalah. Kebayangkan rasanya memakai sepatu dengan kaos kaki basah! Karena dingin, saya lepas saja kaos kaki tadi dan kembali memakai sepatu. Untungnya juga, sepatu saya ini semi boot jadi dari luar tidak terlihat kalau saya tidak menggunakan kaos kaki. Tapi ya itu, sedikit lecetlecet karena harus berjalanjalan jauh dari parkir ke tempat praktek dokter di lantai dua gedung Bidakara. Ah, lengkap semua. Hari kamis adalah kunjungan ke berbagai institusi, mulai Bulog, Bidakara, Granadi, hingga Unilever dan Kartika Plaza. Tempatnya lumayan berjauhan, naik turun gedung dan parkir di basement. Pas sekali, semua dokter yang saya kunjungi lengkap. Jadilah tidak perlu pulang begitu malam.

Kembali ke rumah masih segar sedikit dengan harapan bisa langsung tidur dan santai. Tapi begitu rasa penasaran saya muncul, bisa dipastikan saya malah lupa istirahat. Apalagi kalau bukan mengenai masalah sistem komentar di blog ini. Membongkar kodekode html yang ga jelas itu, rombak sana, rombak sini, hingga baru mulai tidur pukul 00.00 dinihari. Itupun sudah sangat saya paksakan. Bangun kembali 5.15. Usai shalat shubuh, malah berkeliling kompleks rumah 1,5 kali sekitar 40 menit. Ternyata, tubuh saya memberontak. Pulang 'joging' malah mualmual. Rupanya sudah dalam peak condition untuk sakit. Akhirnya ya terbaring di kasur deh. Istirahat, cuma itu yang dibutuhkan. Dan setelah dapat izin jadilah istirahat hari ini. Untung ya? Lalu mana yang unfortunate-nya? Ternyata, saya punya janji untuk datang ke Medistra hari ini. Wah, gagal deh untuk detailing perdana saya di sana. Semua garagara curiousity yang berlebihan itu.

Ditengah suasana demam, ternyata dapat undangan dari kawan lama untuk bergabung di group Blue Generation di Facebook. Nih grup almamater Gontor kelas 1999 awal. Isinya baru empat orang yang kebetulan melek internet. Dan yang menarik perhatian saya adalah foto angkatan kami yang lumayan banyak itu. Coba lihat:





Maaf ya kekecilan. Isinya lakilaki semua, jadi benarbenar teman akrab. Jumlah, sekitar 350 s/d 500-an. Tersebar di seluruh penjuru tanah air. Bahkan menyebar hingga mancanegara, mulai Mesir, Inggris, Pakistan, hingga Jepang. Sayang sekali saya kehilangan foto ini. Jadi, pas melihatnya kembali, malah ingin sekali mengadakan reuni nasional versi blue generation. Tapi ah, kenapa harus buruburu. Bukankah baru sembilan tahun berpisah. Sembilan tahun, meski bukan waktu yang sebentar, tapi belum apaapa. Belum ada yang bisa saya banggakan, jadi buat apa harus reuni besarbesaran. Nantilah 6 tahun lagi, kupikir itu waktu yang pas.

Hmm... waktu sakit adalah waktu untuk menyendiri dan merenungi segala suatu. Mengingatingat yang lampau dan menimbangnimbang apa yang bakal terjadi esok. Ia waktu tepat untuk reminisance, mengingatingat kembali segala suatu. Termasuk mengingatingat dosa :) Oh, God pleas pardon me for my mistakes and sins. Give me cures and make me health again.

Allahumma isyfi anta syaf'i la syifa'a illa syifa'uka syifa'an la yugadhiru saqaman wa la alaman. Amin.


Posting Komentar untuk "Reminisance"