Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Selamat Ramadhan

Ramadhan berasal dari akar kata ramida atau al-ramad yang bermakna panas yang membakar, membara, menyengat. Seperti hamparan pasir yang menguapkan panas matahari di siang bolong yang terik dan membakar siapa pun yang berjalan di atasnya. Dalam al-Quran disebutkan bahwa pertama kali al-Quran diturunkan adalah pada bulan tersebut dan Nabi sendiri menggambarkan Ramadhan seperti panas yang menyengat anak-anak onta - dhuha. Dalam tradisi umat Islam, Ramadhan adalah bulan berpuasa, menahan makan, minum, dan hawa nafsu dari terbitnya matahari hingga terbenam. Bulan kesucian, dimana setan diikat dan dosa-dosa dibakar. Dengan kata lain, bulan penebusan dosa.



Setiap agama besar tentu memiliki konsep tersendiri tentang dosa. Orang-orang Kristen misalnya percaya tentang dosa asal yang menurut mereka dilakukan oleh Adam dan dipikul manusia sedunia hingga seorang juru selamat bertindak sebagai martir dengan mengorbankan dirinya. Tradisi, Kristen Khatolik bahkan mengenalkan institusi penebusan dosa yang berdasarkan sejumlah uang yang didonasikan untuk gereja. Dalam Protestan dosa lebih personal, sehingga upaya penebusannya tidak terlalu resmi seperti Katholik. Budhisme dan Hindu mengenal istilah samsara, kelahiran kembali, yakni kemalangan kita tak lain daripada dosa yang telah kita lakukan di masa lalu, sehingga yang harus dilakukan adalah menebusnya dengan mencapai kesadaran spiritual yang tinggi yang disebut dengan moksa.



Dari beragam konsep penebusan dosa yang ditawarkan agama-agama tadi, konsep Islam jauh lebih mengena, karena penebusan dosa yang dilakukan jauh lebih bersifat personal, membumi dan spirituil. Personal, karena ia bersifat partikular dalam hubungannya dengan Tuhan, institusi tanpa lembaga khusus. Membumi, karena yang kita tebus adalah dosa kita sendiri bukan dosa orang lain, dan spirituil karena tidak berdasarkan materi, tidak seperti hukum positif. Dalam banyak hadis juga disebutkan bahwa 'puasa itu milikku (Tuhan) dan Akulah yang jua yang memberikan balasannya'. Dengan demikian sebuah upaya penebusan dosa yang tidak pasti, uncertain, bandingkan dengan shalat.



Yang menarik dari Ramadhan adalah konsep penebusan dosa yang dilakukan melalui latihan fisik yang keras. Dari konsep kata sendiri kita dapat menangkap adanya sebuah perjuangan dalam melawan kebutuhan kita, tentunya ini juga ada dalam agama-agama lain seperti para Brahmin yang bertapa atau para yogis. Hanya saja yang ada dalam Islam jauh lebih kolektif. Ramadhan, bukan ditujukan untuk orang-orang tertentu, melainkan seluruh umat diharuskan menjalani latihan tahunan tersebut, dengan sedikit pengecualian. Ini menegaskan sekali lagi konsep kesetaraan beragama dalam Islam, satu-satunya agama di dunia yang tidak mengenal sistem kependetaan.



Dengan menahan makan dan minum, sistem baroreseptor tubuh terganggu, ginjal mengeluarkan renin untuk mengkompensasi tekanan darah yang menurun, dan jantung berdetak lebih rendah mengurangi lipolisis. Sensasi yang dirasakan luar biasa, emosi menjadi tidak stabil karena tekanan sistem adrenergik yang telah teraktivasi, di sisi lain tubuh kita memberikan respon digestif yang kuat, hasilnya bukan hanya amarah yang muncul tapi juga seksualitas terangsang, kita benar-benar terbakar dan tersengat. Dalam keadaan seperti ini hanya orang-orang yang mampu mengendalikan tubuh mereka sajalah yang dapat melalui Ramadhan dengan senyuman.



Selamat ber-Ramadhan, semoga Tuhan merestui usaha anda.

Posting Komentar untuk "Selamat Ramadhan"