tag:blogger.com,1999:blog-8050909421144013815.post1477661680648899790..comments2023-12-06T14:16:12.942+07:00Comments on H Pridityo: Surat dari Langit (4)Himawan Pridityohttp://www.blogger.com/profile/06643222798520577513noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-8050909421144013815.post-22571362431954070942009-09-24T11:59:15.235+07:002009-09-24T11:59:15.235+07:00Jam di tangannya menunjukkan pukul 16:25. Perjalan...Jam di tangannya menunjukkan pukul 16:25. Perjalanan yang melelahkan. Bahkan penatnya perjalanan membuatnya lupa bahwa ia masih belum keluar dari wilayah Jawa Tengah. <br /><br />Bus pertama yang ia tumpangi terlalu banyak menghambat waktunya, Seperti halnya bus antar kota lainnya, kebiasaan menaikturunkan penumpang di tengah jalan menjadi masalah utama bagi orang-orang yang sedang mengejar waktu, namun walaupun begitu lajunya terbilang cepat, pukul 13:35 ia telah tiba di Purwokerto. <br /><br />Bus yang ia tumpangi menuju Jakarta telah lama meninggalkan terminal, bergerak perlahan meninggalkan kota Purwokerto yang sepi dan senyap. Terminalnya hanyalah terminal kecil dengan jadwal keberangkatan tujuan Jakarta yang sangat jarang. Setiap lajur bis yang ada hanya dipenuhi angkutan pedesaan yang kecil dan kumuh. Sedikit banyak Ia menyesal telah terbujuk rayuan calo yang terus mendesaknya untuk segera membeli tiket <i>“bus akan segera berangkat!”</i>. Nyatanya!?, hingga shalat asharnya selesaipun, bus belum juga diberangkatkan. Dan bus ini adalah satu-satunya angkutan antar provinsi yang keluar dari terminal itu. Setidaknya ia bisa menikmati waktu istirahat barang sejenak yang sempat terhambat atau shalat yang lebih lama dan khusyuk di mushola ketimbang berpanas ria dengan pengap dan bau penumpang lainnya.<br />“huh, sial” pikirnya, sambil memandang hamparan perbukitan tandus di ujung sana.<br /><br />Kepalanya yang basah oleh keringat ia sandarkan di jendela yang sedikit terbuka, angin tandus yang berhembus terasa sedikit mengurangi pengapnya udara dalam bus itu. Perlahan tangannya mengambil telepon genggamnya yang terselip di saku. <br />“Ada sms masuk!”. Ternyata dari perempuan itu.<br /><i>“Siapa pun kamu, terima kasih banyak telah membangunkan saya untuk sahur”</i> ia tersenyum sebentar.<br /><br /><i>“Tapi siapa sih elo sebenarnya? Kalau gak ngash tahu, tlng jngn bangunkan saya sahur lagi!”</i> ia terkejut, elo!? Kalimat singkat dan terkesan kasar menjadi balasan yang sangat membuatnya terkejut..<br /><br />Ia mencoba menyusun balasan pesan singkat tersebut. <br />“Seandainya kuungkapkan siapa diriku sebenarnya, dia pasti akan mencoba menghentikan kiriman smsku dengan halus. Bahkan bila aku tidak memberitahunya pun ia juga akan berbuat demikian. Kupikir lebih baik membiarkan permainan ini tetap berlangsung”. Dan ia pun mengirimkan balasan.<br /><br />“ting..” sms terkirim.<br /><br />***Anonymousnoreply@blogger.com